Renungan Jumat: Mengapa Bullying Berbahaya di Era Digitalisasi

JSC Spensa – Dalam budaya Gorontalo ada ungkapan bijak: “Adati hula-hulaa to syara’, syara’ hula-hulaa to Kitabullah”, artinya adat bersendikan syariat, dan syariat bersendikan Kitabullah.

Nasehat ini mengingatkan kita bahwa segala perilaku manusia harus berlandaskan nilai, etika, dan adab. Anak-anakku siswa SMPN 1 Paguyaman, bullying bukanlah jalan yang benar. Ejekan, cemoohan, apalagi kekerasan semua itu hanya melukai hati saudara kalian sendiri.

Luka di hati tidak mudah sembuh, bahkan bisa meninggalkan bekas sampai dewasa. Ingatlah, setiap teman adalah saudaramu, dan menyakiti mereka sama saja dengan merendahkan dirimu sendiri.

Di era digital sekarang, bullying semakin berbahaya. Tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga lewat media sosial. Satu kata yang kasar bisa tersebar luas, melukai banyak hati, dan menjerumuskan pada dosa.

Itulah mengapa kalian harus berhati-hati, menjaga lisan, tulisan, dan perbuatan. Ketahuilah, pemenang sejati bukanlah yang paling hebat di dunia maya, bukan yang paling populer, tetapi yang mampu menjaga karakter, etika, dan adab.

Seorang pemenang adalah mereka yang bisa menahan diri, menghargai orang lain, dan mengutamakan kebaikan.

SMPN 1 Paguyaman dengan program Smart School hadir untuk mendidik kalian menjadi generasi yang bukan hanya cerdas teknologi, tetapi juga cerdas hati dan perilaku.

Smart School ini adalah jalan untuk mewujudkan harapan: lahirnya generasi Paguyaman yang pintar, beradab, dan bermoral.

Anak-anakku tercinta, jadilah generasi pemenang. Jangan biarkan dirimu jatuh karena bullying. Bangunlah dirimu dengan persaudaraan, bantu temanmu yang lemah, hargai temanmu yang berbeda, dan tebarkan kebaikan di mana pun kalian berada.

Karena sejatinya, seperti nasehat orang Gorontalo: “Bila manusia hilang adat dan adab, maka hilang pula martabatnya.”
Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

نموذج الاتصال